Rabu, 02 November 2011

laporan Silvika acara 2


PENGARUH  MEDIUM  KECAMBAH

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Biji yang sudah masak fisiologis dapat berkecambah hanya apabila kondisi lingkungan baik. Kejadian penting pada perkecambahan biji adalah embrio yang tadinya seolah tidur tumbuh dan berkembang menjadi suatu anakan yang dapat berdiri sendiri (Soetrisna,K. 1998).
Salah satu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan benih adalah medium tabur. Medium tabur adalah suatu wadah dimana benih dikecambahkan. Medium tabur ini mempengaruhi penghidupan suatu benih menjadi kecambah. Suatu perubahan yang terjadi dalam medium tabur ini akan mempengaruhi proses perkecambahan. Perubahan suplai air dibawah jumlah optimum yang diperlukan suatu benih akan menurunkan kemampuan untuk berkecambah. Kualitas dari medium tabur ini menujukan kapasitas hasil kecambah yang dilakukan ( Soetrisno,K 1998).
Karakter medium tabur menggambarkan ciri dari sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Perkecambahan benih suatu jenis pohon biasanya menginginkan medium yang berongga agar pertumbuhan akar tak tergaggu, cukup pasokan air, dan kelembaban yang tinggi. Untuk mendapatkan hasil kecambah yang optimal maka pemilihan medium tabur juga harus menjadi perhatian yang khusus, karena akan menentukan hasil akhir yang akan dicapai.
1.2  Tujuan
Adapun  tujuan–tujuan yang akan dicapai dalam percobaan ini antara lain :
1.    Untuk mengetahui pengaruh berbagai macam dan bentuk medium tabur terhadap proses perkecambahan benih.
2.    Untuk mengetahui medium yang cocok sebagai medium perkecambahan benih suatu tanaman tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Medium kecambah merupakan salah satu dari faktor pendukung pertumbuhan dari biji. Biji untuk dapat berkecambah memerlukan kondisi yang mendukung baik dari faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban,cahaya dan faktor internal seperti biji yang sehat dan biji yang tidak dorman. Kondisi fisik tanah juga sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan kecambah menjadi tanaman dewasa. Benih akan terhambat perkecambahannya pada media yang padat, karena media yang padat tidak permeabilitas terhadap air (Suhardi, 1988).
Perkecambahan dapat terjadi dengan baik apabila medium taburnya mendukung untuk memberikan suhu, kelembaban, cahaya dan aerasi yang cocok untuk perkecambahan. Medium tabur yang baik adalah yang permeabilitas terhadap air, sedangkan media yang padat tidak permeabilitas terhadap air (Anonim,  2003).
Medium kecambah hendaknya diperhatikan untuk memperoleh hasil perkecambahan benih yang baik. Medium yang baik untuk perkecambahan benih haruslah mempunyai sifat yang baik, gembur dan mempunyai kemampuan menyimpan air serta bebas dari organisme penyebab penyakit. Jadi medium hendaknya jangan terlalu mudah kering (mudah menguapkan air) dan juga jangan terlalu mudah menjadi becek. Oleh sebab itu, untuk keperluan pengujian perkecambahan selain memenuhi persyaratan kelembaban (air), suhu, oksigen dan cahaya, medium juga sangat menentukan keberhasilan perkecambahan (Anonim, 2003).       
Pasir biasanya sangat permeabel terhadap air, udara dan akar tanaman. Namun, tanah–tanah berpasir biasanya memiliki daya penahan air tanah yang rendah dan juga rendah kemampuannya dalam hal penyediaan hara bagi tanaman. Agar menjadi lebih produktif, tanah ini harus sering kali menerima penambahan air serta hara bagi tanaman. Bila kandungan bahan organik tanah ini cukup tinggi, maka akan mampu menggantikan peran liat dalam hal penahanan air tanah serta penyediaan hara (Suhardi, 1988). 
Liat memiliki muatan listrik, muatan listrik ini membantu penahanan ion–ion yang diperlukan oleh tanaman, sebaliknya pasir tidak memiliki muatan ini. Tanah yang terlalu banyak mengandung liat memiliki kemampuan penahanan air tanah yang tinggi, namun tanah ini biasanya tidak memiliki aerasi yang baik. Salah satu problem tanah berliat adalah tingkat kelekatannya tinggi saat basah dan akan keras pada saat komdisi kering (Suhardi, 1988).
Tanah lempung dan lempung berdebu merupakan tanah yang sangat diinginkan bagi pertumbuhan tanaman yang baik. Karena tanah ini tidak memiliki kadar liat yang terlalu tinggi dan masih memungkinkan terbentuknya aerasi tanah yang baik. Tanah lempung adalah tanah yang kadar pasir, liat dan debu memiliki perbandingan yang hampir sama (Suhardi, 1988).



   











BAB III
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kehutanan pada hari selasa tanggal 13 oktober 2006
3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
Ø  Biji johar (Cassia siamea )
Ø  pasir, tanah, sekam padi
Ø  sekam padi +tanah, sekam padi + tanah +pasir
Ø  Bak kecambah,  sprayer ,dan kertas label.

3.3 Cara Kerja
1.  Meyiapkan bak kecambah, kemudian isi dengan medium : pasir, tanah,  campur  tanah, sekam padi, sekam campur tanah, serbuk gergaji,  serbuk gergaji campur tanah, dan kertas merang. Kemudian menyiram medium tersebut dengan air sampai cukup lembab, ketebalan untuk medium tersebut cukup 10 cm, untuk kertas merang sebanyak 4 lembar.
2.  Menaburkan benih dengan kedalaman 1 cm untuk medium pasir,  tanah, sekam, dan serbuk gergaji, sedangkan pada kertas merang meletakkan benih pada medium tersebut lalu menutupnya dengan medium yang sesuai. Untuk masing masing perlakuan menggunakan 20 butir benih. Merendam benih terlebih dahulu dalam air selama 12 jam sebelum ditabur.
3.Sesudah selesai melakukan penanaman, memasang label yang berisi : jenis          perlakuan, tanggal penaburan, nama mahasiswa, dan kelompok. Selanjutnya           menyiram lagi medium sampai lembab, dan melakukan penyiraman selanjutnya setiap pagi dan sore.
4. Pengamatan dilakukan 2 hari sekali selama 1 bulan.  Hal yang perlu diamati dan dicatat :
a.    Waktu mulai berkecambah dan jumlah kecambah yang muncul setiap pengamatan.
b.    Melihat dan mencatat kematian kecambah (jika ada), apakah penyebab kematian tersebut karena hama atau penyakit atau sebab lain.
c.    Pada akhir pengamatan, mencabut kecambah yang paling tinggi, paling rendah dan rata-rata. Kemudian melakukan pengukuran bagian batang dan akarnya.   


























BAB IV

  HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
No.
Perlakuan
Waktu Berkecambah Hari ke-
Jumlah kecambah
Jumlah Kec. Mati
Pjg. Btg. rata-rata (cm)
Pjg. Akar rata-rata (cm )
1.
Pasir
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

2
Tanah
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
-
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
14
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
19
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14
3
Pasir + tanah
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
3
3
3
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
4
Serbuk gergaji + tanah
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
5
Sekam

2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
6
Serbuk gergaji
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Sekam + tanah
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
-
-
-
-
-
1
2
3
4
5
6
7
8
8
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
8
Kertas Merang
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
-
-
-
-
-
-
-
1
2
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
-
-
5



4.2. Pembahsan
Dari  hasil percobaan yang telah dilakukan  diperoleh bahwa medium tanah merupakan medium yang terbaik untuk perkecambahan yang ditunjukkan dengan jumlah kecambah yang banyak. Hal ini dikarenakan ketebalan medium tanah lebih tipis dari medium lainnya. Sehingga walaupun medium ini mengandung banyak tanah tetapi tanaman tidak akan kekurangan udara dan air karena udara akan mudah masuk hingga ke dasar bak. Selain itu, pada medium ini terdapat unsur–unsur hara yang cukup dan tanahnya tidak terlalu liat sehingga akar embrio dapat dengan mudah menembus tanah.  
Pada medium tanah + pasir benih juga tumbuh, namun pertumbuhannya tidak secepat medium sekam tanah. Pada medium pasir jumlah benih yang tumbuh tidak ada. Hal ini mungkin disebabkan dari keadaan bak tabur yang tidak berlubang sehingga air dalam bak tersebut tidak keluar. Dengan kondisi pasir yang selalu lembab, kecambah akan cepat tumbuh karena persediaan air yang cukup. Pasir memiliki rongga dan sifatnya sangat permeabel terhadap air, udara dan akar tanaman. Dengan demikian aerasi air baik, udara cukup sehingga sangat mendukung pertumbuhan kecambah. Walaupun kandungan hara dalam pasir sangat kurang, kecambah  sebenarnya dapat hidup baik karena didukung oleh persediaan makanan dari kotiledon, namun dari data terlihat kalau tidak ada kecambah yang tumbuh sama sekali.
        Pada perlakuan pasir dicampur tanah, kecambah yang tumbuh sedikit. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh struktur tanah yang agak keras sehingga kecambah akan sulit muncul kepermukaan tanah dan akhirnya mati. Tanah cepat sekali mengalami kekeringan sehingga bila tidak disiram maka benih akan kekurangan air. Kondisi tanah yang padat akan menyebabkan udara sulit sampai ke dasar bak sehingga kecambah akan kekurangan udara.   
Pada medium sekam padi + tanah kecambah yang tumbuh dalah sebanyak 8 kecambah.  Hal ini dikarenakan umur biji yang masih muda, adanya penyakit yang menyerang biji pada saat ditanam dan kurangnya penyiraman sehingga biji hanya sedikit yang dapat tumbuh. Sedangkan pada medium sekam padi kecambah yang tumbuh hanya sedikit. Hal ini mungkin disebabkan karena kurang tersedianya hara dan garam–garam mineral sehingga pertumbuhan kecambah menjadi lambat. 
Pada perlakuan dengan menggunakan medium serbuk gergaji + tanah memberikan hasil yang kurang baik karena jumlah biji yang tidak tumbuh masih banyak. Namun dibanding dengan  medium serbuk gergaji, pada medium ini jumlah biji yang berkecambah tidak ada sama sekali. Hal ini dikarenakan pada medium ini memiliki kandungan air dan unsur hara yang sedikit dan juga mengandung pori–pori makro yang banyak mengandung oksigen, sehingga sangat baik untuk pertumbuhan akar. Apabila akar dapat memperoleh makanan dengan mudah maka pertumbuhan batang juga baik dan cepat.
Pada perlakuan dengan menggunakan kertas merang banyaknya kecambah yang tumbuh hanya 3 kecambah. Hal ini disebabkan karena faktor dari dalam biji itu sendiri disamping itu mungkin juga faktor dari lingkungan. Faktor lingkungan bisa dari dalam tanah seperti tersedianya air tanah, temperatur, tersedianya hara dan garam–garam mineral.










BAB V
 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya merupakan faktor pendukung bagi perkecambahan
  2. Media penanaman yang kurang cocok terhadap pertumbuhan kecambah menyebabkan biji tidak dapat tumbuh.
  3. Persediaan air dan udara yang cukup sangat mendukung pertumbuhan kecambah.
  4. Ketebalan media sangat mempengaruhi pertumbuhan kecambah.
  5. Kematian benih disebabkan oleh kedalaman penanaman benih dan mutu benih.




DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2003. Penuntun Praktikum Silvika. Laboratorium Kehutanan. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Suhardi, 1988. Dasar – Dasar Bercocok Tanam . Kanisius. Yogyakarta.

Soetrisno, K. 1998. S I L V I K A. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda

Anwar, G. 2000. S I L V I K U L  T U R. Jurusan Kehutanan Universitas Bengkulu. Bengkulu